Remaja, Internet dan Sekulerisme

BAGI masyarakat urban, akses internet saat ini menjadi konsumsi yang wajib dan merupakan gaya hidup. Berbagai macam aktivitas berlangsung di dunia maya. Mencari informasi, hiburan, teman, berjualan, sampai menyalurkan hobi maupun bakat dapat dengan mudahnya kita lakukan melalui media sosial.

Menariknya, hasil survey salah satu perusahaan riset dan penyedia data mengungkapkan bahwa layanan streaming video YouTube sudah lebih populer ketimbang TV konvensional. Fakta ini menunjukkan semakin maraknya pengguna internet menghabiskan waktunya di dunia maya dengan serba-serbi media sosial yang berada di dalamnya.

Mirisnya, pengaruh perkembangan teknologi ini justru menjadi permasalahan yang mengkhawatiran bagi remaja khususnya remaja muslim. Pasalnya karena saat ini sekularisme (sebuah paham yang memisahkan agama dengan kehidupan) tengah mencengkram negeri ini. Tak terkecuali para remaja muslim,sehingga tidak sedikit remaja muslimyang kemudian mengupload gerak gerik kehidupannya yg sudah terinfeksi virus kebebasan dan hedonisme, lewat media tulisan atau video.

Akhirnya virus ini menyebar dengan mudahnya seiring dengan banyaknya remaja yang mengakses internet tanpa batas dan filter. Belum lama ini kita dihebohkan dengan fenomena remaja bernama Karin yang di media sosialnya menampilkan gaya hidup serba bebas. Dengan pengikut remaja seusianya yang tidak sedikit, kita dibuat resah karena Karin dijadikan sebagai role model bagi remaja kekinian.

Sekularisme telah berhasil menggiring remaja muslim menjalani gaya hidup yang serba bebas dan merasa tidak perlunya pengaturan dari agama. Padahal telah nyata kerusakan yang menimpa remaja disebabkan karena ide kebebasan ini. Di sisi yang lain negara yang seharusnya berfungsi menjadi penjaga akidah masyarakat tidak bisa menjalankan fungsinya karena tersandera oleh ide kapitalisme sekuler, yang memposisikan negara hanya sebagai penjaga kebebasan individu. Akhirnya kerusakan di tengah tengah remaja tidak bisa terelakkan lagi, karena didukung oleh negara.

Untuk itu mari kita selamatkan remaja muslim dari kerusakan yang lebih jauh lagi.Remaja adalah aset penting yang dapat berpengaruh besar dalam upaya perubahan yang besar. Kualitas remaja yang unggul dan berakhlaqul karimah dapat mewujudkan peradaban yang gemilang, karena itumari kita segeracampakkan akar masalah yang telah menyebabkan kerusakan remaja yaitu penerapan sekularisme yang telah menjauhkan agama dari pengaturan seluruh kehidupan, ganti dengan penerapan aturan Islam yang berasal dari pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan ini yakni Allah swt.

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Remaja, Internet dan Sekulerisme"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top